Saya menerapkannya pada 4000 simulasi alam semesta menggunakan superkomputer ATERUI II di Observatorium Astronomi Nasional Jepang (NAOJ).
Mereka menemukan bahwa, seiring dengan pengamatan baru, metode ini dapat membatasi inflasi dengan lebih baik (inflasi adalah ekspansi alam semesta awal hipotetis yang sangat cepat setidaknya 1078 kali, disebabkan oleh tekanan negatif dari kerapatan energi vakum dari medan inflasi), salah satu peristiwa paling misterius dalam sejarah alam semesta. Metode ini dapat mengurangi waktu pengamatan yang diperlukan untuk membedakan berbagai teori inflasi.
Tepat setelah alam semesta dimulai 13,8 miliar tahun yang lalu, ia tiba-tiba meluas ukurannya lebih dari 1 triliun triliun kali dalam waktu kurang dari satu triliun triliun mikrodetik, tetapi tidak ada yang tahu bagaimana atau mengapa. Inflasi mendadak ini adalah salah satu misteri terpenting astronomi modern. Inflasi seharusnya menyebabkan fluktuasi densitas primordial yang akan mempengaruhi distribusi perkembangan galaksi. Dengan demikian, membuat peta distribusi galaksi dapat mengesampingkan model inflasi yang tidak sesuai dengan data yang diamati.
Namun, proses selain inflasi juga memengaruhi distribusi galaksi, sehingga sulit untuk mendapatkan informasi tentang inflasi secara langsung dari pengamatan struktur alam semesta skala besar, jaring kosmik dari galaksi yang tak terhitung jumlahnya. Secara khusus, pertumbuhan kelompok galaksi di bawah pengaruh gravitasi dapat menyembunyikan fluktuasi kepadatan primordial.
Baca juga:
- Para astronom telah menemukan akselerator partikel paling kuat di galaksi
- Para ilmuwan telah menjawab pertanyaan: apa yang akan terjadi jika galaksi bertabrakan?
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Masato Shirasaki, seorang profesor di NAOJ dan Institut Matematika Statistik, menggunakan metode rekonstruksi untuk memutar kembali waktu dan menghilangkan efek gravitasi dalam struktur berskala besar. Mereka menggunakan ATERUI II, superkomputer tercepat di dunia yang dirancang untuk simulasi astronomi, untuk menciptakan 4000 simulasi alam semesta dan mengembangkannya melalui pertumbuhan gravitasi. Mereka kemudian menerapkan metode ini untuk melihat seberapa baik pemulihan keadaan awal simulasi. Tim menemukan bahwa metode mereka dapat mengoreksi efek gravitasi dan memperbaiki kendala pada fluktuasi kepadatan primordial.
"Kami menemukan metode ini sangat efektif," kata Shirasaki. “Dengan menggunakan metode ini, kita dapat menguji teori inflasi menggunakan sekitar sepersepuluh dari jumlah data. Metode ini dapat mengurangi waktu pengamatan yang diperlukan dalam misi survei galaksi masa depan seperti SuMIRe dengan teleskop Subaru NAOJ."
Baca juga:
- Para ilmuwan telah menemukan bukti pertama pembusukan boson Higgs yang langka
- Metode baru menumbuhkan cyanobacteria dalam kondisi Mars telah ditemukan