Raksasa di bidang penjualan Internet menunjukkan dengan contoh sendiri bagaimana menerapkan teknologi dalam produksi. Amazon telah membawa lebih dari 15 ribu robot untuk bekerja, sambil meningkatkan jumlah karyawan sebesar 50%.
Pada 2012, perusahaan Amerika mengakuisisi startup Kiva, yang bergerak dalam pengembangan dan produksi robot. Ya, 45 asisten mekanik saat ini bekerja di gudang Amazon, tetapi mereka belum dapat menggantikan tenaga manusia.
Robot Kiva digunakan untuk memindahkan barang di gudang, sehingga mengurangi biaya pengiriman. Tapi inilah paradoksnya, setelah dimulainya robotisasi, perusahaan menjadi lebih aktif dalam merekrut karyawan baru. Teman-teman dari Kuarsa berikan penjelasan berikut untuk proses ini: karena penurunan biaya, permintaan meningkat, sehingga perlu menambah staf agar tidak kehilangan kualitas layanan.
Namun, bagaimana jika ada lebih banyak robot? Bagaimana kita akan mengelolanya? Akankah kita mampu menjaga keseimbangan kecerdasan di planet ini? Dalam Artikel "Mencoba Menghindari Pemberontakan Mesin: Konstitusi Pertama Kecerdasan Buatan” semuanya diletakkan di rak.
Sumber: TJ
Hmm, hebat sekali google translate dari judulnya.
terima kasih, sudah diperbaiki